BAB
II
PEMBAHASAN
1. Tafsir QS
Al-Qolam Ayat 1 ( Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi)
نٓۚ
وَٱلۡقَلَمِ وَمَا يَسۡطُرُونَ
Nun, demi kalam dan
apa yang mereka tulis,
1.1. Penjelasan
Ayat
Al-Qalam adalah surat ke-68, diturunkan di
Mekah pada awal kenabian, pada urutan ke-2, setelah surat al-Alaq dan sebelum
surat al-Muzammil. Sebagian ulama berpendapat urutannya terbalik, surat
al-Muzammil pada urutan ke-2 dan al-Qalam sesudahnya. Nama surat ini al-Qalam
atau pena, mengingatkan pada surat sebelumnya, surat al-Alaq, yang menyatakan
bahwa Tuhan mengajarkan manusia dengan pena الذى
علّم بالقلم. Kedua surat paling awal ini menyinggung
peranan pena sebagai alat belajar mengajar. Bahkan, surat ini diberi nama
al-Qalam, pena. Sebuah isyarat agar kaum muslimin manjadi umat terdidik. Surat
ini dimulai dengan huruf muqatha’at, “nuun” disusul dengan sumpah pena dan tulisan.
Huruf “nuun” menurut Syekh Tantawi al-Jauhari dan sebagian ulama yang lain nya adalah tinta atau tempat tinta sebagai pasangan pena[1].
Qalam dalam pemaknaan ayat ini tidak terbatas pada alat tulis
tradisional, melainkan juga mencakup berbagai peralatan yang dapat menyimpan
berbagai informasi, mengakses dan menyalurkan secara tepat dan cepat, seperti :
komputer, internet, faximile, vcd dan lain sebagainya[2]
Menurut syekh tantowi Al-Jauhari
secara keseluruhan QS. Al-Qolam mempunyai 4 maqosid:
1.
Keindahan Akhlak Nabi Muhammad SAW
2.
Buruk nya akhlak sebagian orang-orang kafir
Quraisy dan balasan bagi mereka
3.
Perumpamaan pemilik-pemilik kebun yang
bakhil
4.
Celaan untuk orang-orang pendosa, perintah
untuk bersabar bagi Nabi Muhammad SAW untuk tidak seperti Ashabil Huut ( orang
yang berada dalam perut ikan )[3]
Sumpah
Allah dengan menggunakan Qalam pada surat ini untuk mengingatkan makhluk-Nya
(manusia) atas nikmat Allah yang telah diberikan kepada mereka, berupa
diajarkan menulis yang dengannya dapat memperoleh ilmu pengetahuan .
Manna
al-Quththan[4] berargumentasi
manfaat sumpah merujuk disiplin ilmu balaghah, al-ma ‘ani. Dalam ilmu ini ada
tiga tingkatan psikologis mukhatab atau lawan bicara yaitu
·
Ibtidai, Lawan bicara tidak ada asumsi
apa-apa terhadap mutakallim (pengujar dalam ‘tradisi lisan atau penulis’ dalam
‘tradisi tulisan’).
·
Kondisi mukhatab itu ragu-ragu terhadap
ucapan mutakkallim, maka dinamakan thalaby.
·
Mukhatab tidak percaya terhadap ucapan
pengujar dinamakandengan inkary.
Pada kondisi yang psikologis
thalaby dan inkary dibutuhkan suatu penegasan. Keadaan psikologis manusia
inilah al-Qur’ an merangkumnya dengan konsep qasam yang mengadaptasi terhadap
kebiasaan (bahasa) Arab. Sesuai dengan Asbabun Nuzul Ayat ke 2 dari
Al-Qolam yang diriwayatkan dari Ibnu Mandur dari Ibnu Jarih [5] bahwa saat
itu di awal-awal kenabian nya Rasulullah SAW di sebut gila oleh orang-orang
kafir Quraisy hingga turun lah ayat ke 2 مَا
أَنْتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُوْنٍ yang menjadi Muqsam Alaih dari ayat ke
1.
Betapa besarnya nilai urgensi dari anjuran membaca, mengamati dan menulis
yang di jelaskan dalam Al-Quran, karena kehidupan yang Allah SWT ciptakan
adalah merupakan bahan analisa yang dapat melahirkan begitu banyak ilmu
pengetahuan hal itu terbukti bahwa terdapat banyak ayat-ayat dalam Al-Quran
yang mempunyai keterkaitan dalam hal ilmu pengetahuan.
Hal tersebut dapat
dirumuskan seperti ini :
1.
QS. Al-Alaq, QS. Al-Qolam
mengandung prinsip-prinsip belajar, pengamatan dan menyusun penulisan
2.
Beberapa ayat-ayat seperti
QS.AR-Ruum: 21-22, QS. Ali-Imron:190 mengandung ayat-ayat penciptaan yang di
sandarkan dengan tanda kekuasaan Allah SWT dan tanda bagi kaum yang berpikir.
وَمِنۡ
ءَايَٰتِهِۦ خَلۡقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفُ أَلۡسِنَتِكُمۡ
وَأَلۡوَٰنِكُمۡۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّلۡعَٰلِمِينَ .
Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu ( QS. Ar-Rum:22 ).
إِنَّ
فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ
لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ .
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal. (QS.Ali-Imron:190 ),
3.
QS. Al-Kahfi:109
menggambarkan betapa luas nya ilmu Allah SWT, terbukti dengan banyak nya
buku-buku ilmu pengetahuan yang saat ini terus bertambah.
قُل
لَّوۡ كَانَ ٱلۡبَحۡرُ مِدَادٗا لِّكَلِمَٰتِ رَبِّي لَنَفِدَ ٱلۡبَحۡرُ قَبۡلَ
أَن تَنفَدَ كَلِمَٰتُ رَبِّي وَلَوۡ جِئۡنَا بِمِثۡلِهِۦ مَدَدٗا
Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk
(menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis
(ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak
itu (pula)".QS.Al-Kahfi:109)
1.2. Analisa
Saintifik
MUFRODAT
|
|
قَلَمٌ
|
Pena
|
يَسْطُرُوْنَ
|
Menulis, Mengkonsep, Menggaris,
|
قَلَمٌ
menurut Prof. Quraish sihab mempunyai arti asal “memotong/potongan” contoh nya
seperti ( تَقْلِيْمُ الْمَظَافِرِ ) = memotong kuku, karena dahulu pena di buat
dari potongan kayu, sebagian juga ada yang dibuat dari potongan bulu. Keterkaitan
QS. Al-Alaq:1-4 juga QS. Al-Qolam:1 menyimpulkan tentang pengamatan, analisa,
hipotesis, observasi yang kemudian hasil nya di susun secara sistematis di muat
dalam tulisan sehingga menjadi ilmu pengetahuan.
Kata يَسْطُرُوْنَ menggunakan shigot fi’il mudhori yang
menunjukan makna pada waktu yang sedang terjadi
dan akan terjadi yang menunjukan bahwa konsep pengamatan dan penulisan
akan berevolusi seiring perkembangan zaman. Pena adalah perangkat untuk
menghasilkan tulisan sebagai mana komputer yang bisa menghasilkan berbagai
macam konten berupa dokumen, aplikasi dll.
Dari uraian-uraian di atas dapat
di tarik beberapa kesimpulan:
1.
Al-Quran sebagai landasan
dasar penyusunan ilmu pengetahuan dan sains
2.
Al-Quran menjelaskan
tentang prinsip kerja perangkat atau media untuk penyajian informasi
[1] Tantawi
Al-Jauhari,Al-Jawahir Fii Tafsiril Quranil Adzim, hal 237
[2]
Abudinnata, Tafsir-tafsir Ayat Pendidikan, hal 51
[3] Tantawi
Al-Jauhari,Al-Jawahir Fii Tafsiril Quranil Adzim, hal 238
[5] As-Suyuthi,
Lubabun Nuqul Fii Asbabin Nuzul, hal:272
No comments:
Post a Comment