Pages

Wednesday, July 11, 2018

Tafsir Quran Surat Al-Qolam


BAB II
PEMBAHASAN
1. Tafsir QS Al-Qolam Ayat 1 ( Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Informasi)
نٓۚ وَٱلۡقَلَمِ وَمَا يَسۡطُرُونَ
Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis,
1.1. Penjelasan Ayat
                Al-Qalam adalah surat ke-68, diturunkan di Mekah pada awal kenabian, pada urutan ke-2, setelah surat al-Alaq dan sebelum surat al-Muzammil. Sebagian ulama berpendapat urutannya terbalik, surat al-Muzammil pada urutan ke-2 dan al-Qalam sesudahnya. Nama surat ini al-Qalam atau pena, mengingatkan pada surat sebelumnya, surat al-Alaq, yang menyatakan bahwa Tuhan mengajarkan manusia dengan pena الذى علّم بالقلم. Kedua surat paling awal ini menyinggung peranan pena sebagai alat belajar mengajar. Bahkan, surat ini diberi nama al-Qalam, pena. Sebuah isyarat agar kaum muslimin manjadi umat terdidik. Surat ini dimulai dengan huruf muqatha’at, “nuun” disusul dengan sumpah pena dan tulisan. Huruf “nuun” menurut Syekh Tantawi al-Jauhari  dan sebagian ulama yang lain nya adalah  tinta atau tempat tinta sebagai pasangan pena[1].
Qalam dalam pemaknaan ayat ini tidak terbatas pada alat tulis tradisional, melainkan juga mencakup berbagai peralatan yang dapat menyimpan berbagai informasi, mengakses dan menyalurkan secara tepat dan cepat, seperti : komputer, internet, faximile, vcd dan lain sebagainya[2]
                Menurut syekh tantowi Al-Jauhari secara keseluruhan QS. Al-Qolam mempunyai 4 maqosid:
1.       Keindahan Akhlak Nabi Muhammad SAW
2.       Buruk nya akhlak sebagian orang-orang kafir Quraisy dan balasan bagi mereka
3.       Perumpamaan pemilik-pemilik kebun yang bakhil
4.       Celaan untuk orang-orang pendosa, perintah untuk bersabar bagi Nabi Muhammad SAW untuk tidak seperti Ashabil Huut ( orang yang berada dalam perut ikan )[3]
 Sumpah Allah dengan menggunakan Qalam pada surat ini untuk mengingatkan makhluk-Nya (manusia) atas nikmat Allah yang telah diberikan kepada mereka, berupa diajarkan menulis yang dengannya dapat memperoleh ilmu pengetahuan                .
Manna al-Quththan[4] berargumentasi manfaat sumpah merujuk disiplin ilmu balaghah, al-ma ‘ani. Dalam ilmu ini ada tiga tingkatan psikologis mukhatab atau lawan bicara yaitu
·         Ibtidai, Lawan bicara tidak ada asumsi apa-apa terhadap mutakallim (pengujar dalam ‘tradisi lisan atau penulis’ dalam ‘tradisi tulisan’).
·         Kondisi mukhatab itu ragu-ragu terhadap ucapan mutakkallim, maka dinamakan thalaby.
·         Mukhatab tidak percaya terhadap ucapan pengujar dinamakandengan inkary.
            Pada kondisi yang psikologis thalaby dan inkary dibutuhkan suatu penegasan. Keadaan psikologis manusia inilah al-Qur’ an merangkumnya dengan konsep qasam yang mengadaptasi terhadap kebiasaan (bahasa) Arab. Sesuai dengan Asbabun Nuzul Ayat ke 2 dari Al-Qolam yang diriwayatkan dari Ibnu Mandur dari Ibnu Jarih [5] bahwa saat itu di awal-awal kenabian nya Rasulullah SAW di sebut gila oleh orang-orang kafir Quraisy hingga turun lah ayat ke 2 مَا أَنْتَ بِنِعْمَةِ رَبِّكَ بِمَجْنُوْنٍ  yang menjadi Muqsam Alaih dari ayat ke 1.
Betapa besarnya nilai urgensi dari anjuran membaca, mengamati dan menulis yang di jelaskan dalam Al-Quran, karena kehidupan yang Allah SWT ciptakan adalah merupakan bahan analisa yang dapat melahirkan begitu banyak ilmu pengetahuan hal itu terbukti bahwa terdapat banyak ayat-ayat dalam Al-Quran yang mempunyai keterkaitan dalam hal ilmu pengetahuan.
Hal tersebut dapat dirumuskan seperti ini :
1.       QS. Al-Alaq, QS. Al-Qolam mengandung prinsip-prinsip belajar, pengamatan dan menyusun penulisan
2.       Beberapa ayat-ayat seperti QS.AR-Ruum: 21-22, QS. Ali-Imron:190 mengandung ayat-ayat penciptaan yang di sandarkan dengan tanda kekuasaan Allah SWT dan tanda bagi kaum yang berpikir.  
وَمِنۡ ءَايَٰتِهِۦ خَلۡقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفُ أَلۡسِنَتِكُمۡ وَأَلۡوَٰنِكُمۡۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَأٓيَٰتٖ لِّلۡعَٰلِمِينَ  .
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu ( QS. Ar-Rum:22 ).
إِنَّ فِي خَلۡقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّهَارِ لَأٓيَٰتٖ لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ  .
    Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS.Ali-Imron:190 ),
3.       QS. Al-Kahfi:109 menggambarkan betapa luas nya ilmu Allah SWT, terbukti dengan banyak nya buku-buku ilmu pengetahuan yang saat ini terus bertambah.
قُل لَّوۡ كَانَ ٱلۡبَحۡرُ مِدَادٗا لِّكَلِمَٰتِ رَبِّي لَنَفِدَ ٱلۡبَحۡرُ قَبۡلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَٰتُ رَبِّي وَلَوۡ جِئۡنَا بِمِثۡلِهِۦ مَدَدٗا 
Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)".QS.Al-Kahfi:109)
1.2. Analisa Saintifik
MUFRODAT
قَلَمٌ
Pena
يَسْطُرُوْنَ
Menulis, Mengkonsep, Menggaris,

                قَلَمٌ menurut Prof. Quraish sihab mempunyai arti asal “memotong/potongan” contoh nya seperti ( تَقْلِيْمُ الْمَظَافِرِ  ) = memotong kuku, karena dahulu pena di buat dari potongan kayu, sebagian juga ada yang dibuat dari potongan bulu. Keterkaitan QS. Al-Alaq:1-4 juga QS. Al-Qolam:1 menyimpulkan tentang pengamatan, analisa, hipotesis, observasi yang kemudian hasil nya di susun secara sistematis di muat dalam tulisan sehingga menjadi ilmu pengetahuan.
                Kata يَسْطُرُوْنَ   menggunakan shigot fi’il mudhori yang menunjukan makna pada waktu yang sedang terjadi  dan akan terjadi yang menunjukan bahwa konsep pengamatan dan penulisan akan berevolusi seiring perkembangan zaman. Pena adalah perangkat untuk menghasilkan tulisan sebagai mana komputer yang bisa menghasilkan berbagai macam konten berupa dokumen, aplikasi dll. 
                Dari uraian-uraian di atas dapat di tarik beberapa kesimpulan:
1.       Al-Quran sebagai landasan dasar penyusunan ilmu pengetahuan dan sains
2.       Al-Quran menjelaskan tentang prinsip kerja perangkat atau media untuk penyajian informasi


[1] Tantawi Al-Jauhari,Al-Jawahir Fii Tafsiril Quranil Adzim, hal 237
[2] Abudinnata, Tafsir-tafsir Ayat Pendidikan, hal 51
[3] Tantawi Al-Jauhari,Al-Jawahir Fii Tafsiril Quranil Adzim, hal 238
[4] Manna’ul Qttan, Mabahis Fi Ulum al-qur’an, hal : 284
[5] As-Suyuthi, Lubabun Nuqul Fii Asbabin Nuzul, hal:272

No comments:

Post a Comment