Pages

Monday, July 23, 2018

Intrumen Penelitian


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam sebuah penelitian untuk menghasilkan penelitian yang berkualitas bergantung pada teknik pengumpulan data yang digunakan. Dalam pengumpulan data, peneliti akan menggunakan instrumen penelitian yang tepat bagi penelitiannya. Ketidaktepatan dalam penggunaan instrumen penelitian akan menyebabkan rendahnya kualitas penelitian.
Oleh karena itu, instrumen penelitian harus disusun dengan baik sesuai dengan kaidah kaidah penelitian ilmiah. Cara ilmiah ini harus didasari ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis.



B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah pengertian Instrumen Penelitian ?
2.      Apa sajakah jenis-jenis Instrumen Penelitian ?
3.      Bagaimanakah langkah-langkah dalam menyusun Instrumen Penelitian ?
4.      Bagaimana cara menguji validitas dan reliabilitas instrumen

C.    Tujuan
1.      Menerangkan pengertian Instrumen Penelitian
2.      Menguraikan jenis-jenis Instrumen Penelitian
3.      Menerangkan langkah langkah yang harus dilakukan dalam menyusun Instrumen Penelitian
4.      Menguraikan cara menguji validitas dan reliabilitas












BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Instrumen Penelitian
Instrumen  merupakan alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan penelitian memiliki arti pemeriksaan, penyelidikan, kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secara sistematis dan objektif. Maka instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian.
Adapun pengertian instrumen penelitian menurut beberapa ahli sebagai berikut :
Menurut Suharsimi Arikunto[1] (2000:134), instrumen penelitian merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam melakukan kegiatan untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.
Menurut Ibnu Hajar[2] (1996:160), instrumen penelitian merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variabel yang berkarakter dan objektif. Adapun jenis data yang dimaksud diantaranya :
1.      Data kuantitatif : Merupakan jenis data yang berkaitan dengan jumlah atau kuantitas yang dapat dihitung atau disimbolkan dengan ukuran ukuran kuantitas.
2.      Data kualitatif : Merupakan jenis data yang berkaitan dengan nilai kualitas seperti sangat baik, baik, sedang, cukup, kurang dan lain lain.
3.      Data nominal, ordinal, interval atau data rasio.
4.      Data primer atau sekunder.
Instrumen yang baik harus bersifat valid dan reliabel (dapat dipercaya). Instrumen valid ialah instrumen yang dengan tepat mengukur apa yang harus diukur.
Menurut Baso Intang (jurnal pendidikan dan kebudayaan 2007) mengatakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang karena memenuhi persyaratan akademis maka dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai suatu variabel.
Menurut Sugiono (2009:76) instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati, secara spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian.
 Menurut Sukmadinata (2010:230) instrument penelitian adalah berupa tes yang bersifat mengukur, karena berisi tentang pertanyaan dan pernyataan yang alternative jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, benar salah maupun skala jawaban. Instrumen yang berisi jawaban skala, berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala deskriptif ataupun skala garis.

B.     Jenis-jenis Instrumen Penelitian

a.      Instrumen Penelitian untuk Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu, peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif menguasai teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti serta kesiapan dan bekal memasuki lapangan.
Peneliti kualitatif sebagai “Human Instrument” berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.

b.      Instrumen Penelitian untuk Penelitian Kuantitatif
Dalam penelitian kuantitatif, kualitas instrumen penelitian berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan pengumpulan data berkenaan dengan ketepatan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu, instrumen yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu dapat menghasilkan data yang valid dan reliabel, apabila instrumen tersebut tidak digunakan secara tepat dalam pengumpulan data.[3]
 Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat berupa tes dan non tes :
a)      Instrumen Tes
Instrumen tes adalah suatu teknik pengukuran yang di dalamnya terdapat berbagai pernyataan, pertanyaan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden. Ditinjau dari bentuk jawaban responden, maka tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes lisan, tes tulis, dan tes perbuatan. Tes tertulis adalah tes yang menuntut jawaban responden dalam bentuk tertulis. Tes tertulis ada dua bentuk yaitu bentuk uraian dan bentuk objektif.
Setiap bentuk tes tentu mempunyai tujuan dan fungsi masing masing. Salah satu bentuk tes yang banyak digunakan dalam penelitian adalah tes objektif karena jawabannya antara benar dan salah.

Macam macam instrumen tes :
1.      Tes kepribadian yaitu tes yang digunakan untuk mengungkapkan kepribadian seseorang. Yang bisa diukur dari self concert, kreativitas, disiplin, kemampuan khusus, dll.
2.      Tes bakat yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau mengetahui bakat seseorang.
3.      Tes intelegensi yaitu tes yang digunakan untuk mengadakan estimasi atau perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada orang yang akan diukur intelegensinya.
4.      Tes sikap yaitu alat yang digunakan untuk mengadakan pengukuran terhadap sikap seseorang.
5.      Tes minat yaitu alat untuk menggali minat seseorang terhadap sesuatu.
6.      Tes prestasi yaitu tes yang digunakan untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu.

b)      Instrumen non-tes
1.      Angket atau kuesioner : Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal hal yang ia ketahui. Kuesioner dilihat dari bentuknya ada 4 :
a)      Kuesioner pilihan ganda.
b)      Kuesioner isian.
c)      Check list yaitu responden tinggal memberikan tanda check (√).
d)     Rating scale yaitu sebuah pernyataan diikuti oleh kolom kolom yang menunjukkan tingkatan tingkatan misalnya mulai dari sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Kelebihan kuesioner :
a)      Tidak memerlukan hadirnya peneliti.
b)      Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden.
c)      Dapat dijawab oleh responden menurut waktu senggang responden.
Kelemahan kuesioner :
a)      Kevaliditasannya kurang.
b)      Walaupun dibuat anonim, kadang kadang responden dengan sengaja memberikan jawaban yang tidak betul atau tidak jujur.
c)      Waktu pengembaliannya tidak bersama sama, bahkan kadang kadang ada yang terlalu lama sehingga terlambat.[4]

2.      Wawancara atau interview : Interview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari nara sumber. Interview digunakan oleh peneliti untuk meneliti keadaan seseorang seperti untuk mencari data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu, dll.

Ditinjau dari pelaksanaannya, maka interview dibedakan atas :
a)      Interview bebas, dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi juga mengingat akan data apa yang akan dikumpulkan.
b)      Interview terpimpin, dimana pewawancara membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.
c)      Interview bebas terpimpin, yaitu kombinasi antara interview bebas dan interview terpimpin.
Kelebihan interview :
a)      Peneliti memiliki peluang atau kesempatan untuk memperoleh respon atau jawaban yang relatif tinggi dari responden.
b)      Peneliti dapat mengontrol jawaban responden secara lebih teliti dengan mengamati reaksi atau tingkah laku yang diakibatkan oleh pertanyaan dalam proses interview.
c)      Peneliti dapat membantu menjelaskan lebih, jika ternyata responden mengalami kesulitan menjawab yang diakibatkan ketidakjelasan pertanyaan.
Agar tercipta kerjasama yang baik antara pewawancara dan narasumber, dapat dilakukan hal hal berikut ini :
a)      Partisipasi yaitu penerimaan keikutsertaan pewawancara dalam kegiatan interview sehingga tanya jawab berlangsung baik.
b)      Identifikasi yaitu perkenalan dan pendekatan pewawancara sehingga dapat dirasakan sebagai teman atau orang seperjuangan yang memiliki cita-cita yang sama. Pewawancara tidak boleh bersikap egoistic yang mementingkan diri sendiri dan tidak menghargai orang yang diwawancara.
c)      Persuasi yaitu sikap sopan dan ramah dalam bertanya. Menumbuhkan keyakinan bahwa informasi yanga akan disampaikan sangat penting sehingga harus dikemukakan secara lengkap dan sejujurnya.

3.      Observasi atau pengamatan : Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, peraba, dan pengecap. Observasi dapat dilakukan secara partisipatif yaitu pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Atau observasi dilakukan secara non partisipatif yaitu pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan sebagai pengamat.[5] Oleh karenanya, observasi juga dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara dll.

Observasi dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
a)      Observasi non sistematis : Yang dilakukan oleh pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.
b)      Observasi sistematis : Yang dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.               
Dalam penelitian, pengambilan data dengan menggunakan metode observasi dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu :
a)      Observasi terbuka yaitu kehadiran peneliti dalam menjalankan tugasnya di tengah tengah kegiatan responden diketahui secara terbuka, sehingga antara responden dengan peneliti terjadi interaksi secara langsung.
b)      Observasi tertutup yaitu kehadiran peneliti dalam menjalankan misinya, yaitu mengambil data dari responden.
c)      Observasi tidak langsung yaitu peneliti akan melakukan pengambilan data dari responden walaupun peneliti tidak hadir secara langsung di tengah tengah responden.
Hal hal yang perlu diperhatikan peneliti dalam melakukan observasi agar dapat menghimpun data secara efektif sebagai berikut :
a)      Memiliki pengetahuan yang cukup mengenai objek yang di observasi.
b)      Memahami tujuan umum dan tujuan khusus penelitian yang dilaksanakan.
c)      Menentukan cara dan alat yang dipergunakan dalam mencatat data.
d)     Menentukan kategori pendapatan gejala yang diamati, apakah dengan menggunakan skala tertentu atau sekedar mencatat frekuensi munculnya gejala tanpa klasifikasi tingkatannya.
e)      Pengamatan dan pencatatan harus dilakukan secaracermat dan kritis.

4.      Dokumentasi : Dalam memperoleh informasi, kita memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan (paper), tempat (place), dan orang (people). Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda benda tertulis seperti buku buku, majalah, dokumen, peraturan peraturan, notulen rapat, catatan harian, dsb.
Pada umumnya penelitian akan berhasil apabila  menggunakan berbagai macam instrumen, sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji hipotesis diperoleh melalui instrumen. Maka instrumen sebagai alat pengumpul data harus dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagai datanya. Data yang salah atau tidak menggambarkan data empiris bisa menyesatkan peneliti, sehingga kesimpulan penelitian yang ditarik atau dibuat oleh peneliti bisa keliru.
           
C.     Langkah-langkah dalam menyusun Instrumen Penelitian
Dalam mengukur suatu variabel penelitian, seorang peneliti dapat menyusun sendiri instrumen penelitian. Namun dalam hal tertentu, peneliti dapat menggunakan instrumen yang telah ada, yaitu beberapa instrumen baku.
 Beberapa langkah yang dapat dilakukan dalam menyusun instrumen penelitian sebagai berikut :
a)      Analisis variabel penelitian
Menganalisis setiap variabel menjadi subvariabel kemudian mengembangkannya menjadi indikator-indikator.
b)      Menetapkan jenis instrumen
Jenis instrumen dapat dietapkan manakala peneliti sudah memahami dengan pasti tentang variabel dan indikator penelitiannya. Satu variabel mungkin hanya memerlukan satu jenis instrumen atau mungkin memerlukan lebih dari satu jenis instrumen.
c)      Menyusun kisi-kisi atau layout instrumen
Kisi-kisi instrumen diperlukan sebagai pedoman dalam merumuskan item instrumen. Dalam kisi-kisi itu harus mencakup ruang lingkup materi variabel penelitian, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan. Abilitas dimaksudkan adalah kemampuan yang diharapkan dari subjek yang diteliti. Misalkan kalau diukur dari prestasi belajar, maka abilitas prestasi tersebut dilihat dari kemampuan subjek dalam hal pengenalan, pemahaman, aplikasi analisis, sintesis, dan evaluasi.
d)     Menyusun item instrumen
Pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi. Jumlah pertanyaan bisa dibuat dari yang telah ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti harus sudah punya gambaran jawaban yang diharapkan. Artinya, prakiraan jawaban yang betul/diinginkan harus dibuat peneliti.
e)      Mengujicobakan instrumen
Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya diuji coba untuk mengetahui tingkat reabilitas dan validitas serta keterbacaan setiap item. Mungkin saja berdasarkan hasil uji coba ada sejumlh item yang harus direvisi instrumen, misalnya membuang instrumen yang tidak perlu, menggantinya dengan item yang baru, atau perbaikan isi dan redaksi/bahasanya. Bagaiman uji coba validitas dan relibilitas akan dibahas lebih lanjut.[6]

D.    Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Syarat utama suatu instrumen penelitian adalah validitas dan reliabilitas.
1.      Validitas (ketepatan/kesahihan)
Validitas adalah suatu derajat ketepatan instrumen, apakah instrumen yang akan digunakan betul betul tepat untuk mengukur apa yang akan diukur. Jenis jenis validitas antara lain :
a)      Validitas permukaan : Validitas ini menggunakan kriteria yang sangat sederhana, karena hanya melihat dari sisi wajah atau penampakan dari instrumen itu sendiri. Artinya, jika suatu tes secara sepintas telah dianggap baik, maka tes tersebut sudah dapat dikatakan memenuhi syarat validitas permukaan dan tidak perlu lagi adanya judgment yang mendalam.
b)      Validitas isi : Validitas ini sering digunakan dalam pengukuran hasil belajar. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui sejauh mana peserta didik menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan.
c)      Validitas empiris : Validitas ini biasanya menggunakan teknik statistik, yaitu analisis korelasi. Hal ini disebabkan validitas empiris mencari hubungan antara skor tes dan suatu kriteria tertentu yang merupakan suatu tolak ukur di luar tes yang bersangkutan.
d)     Validitas konstruk : Validitas ini adalah konsep yang dapat diobservasi dan dapat diukur. Validitas konstruk sering juga disebut validitas logis, validitas ini populer dan digunakan dalam tes tes psikologis untuk mengukur gejala perilaku yang abstrak, seperti kesetiakawanan, kematangan emosi, sikap, minat, dll.
e)      Validitas faktor : Validitas ini sering digunakan dalam skala pengukuran tentang suatu variabel yang terdiri atas beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diperoleh berdasarkan indikator dari variabel yng diukur sesuai dengan apa yang terungkap dalam konstruksi teoritisnya.

2.      Reliabilitas (ketetapan/keajegan)
Suatu instrument dapat dikatakan reliable jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama, pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Ada tiga macam reliabilitas, yaitu :
a)      Koefisien stabilitas adalah jenis reliabilitas yang menggunakan tehnik test dan retest, yaitu memberikan tes kepada sekelompok individu, kemudian diadakan pengulangan tes pada kelompok yang sama dengan waktu yang berbeda.
b)      Koefisien ekuivalen adalah jika mengkorelasikan dua buah tes yang parallel pada kelompok dan waktu yang sama.
c)      Koefisien konsistensi internal adalah reliabilitas yang didapat dengan jalan mengkorelasikan dua buah tes dari kelompok yang sama, tetapi diambil dari butir-butir yang bernomor genap untuk tes yang pertama dan butir-butir bernomor ganjil untuk tes yang kedua.[7]

























BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan
Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis.
Jenis-jenis instrumen penelitian ada dua, yaitu instrumen penelitian kualitatif yakni peneliti sebagai instrumen itu sendiri dan instrument penelitian kuantitatif yakni berupa tes, angket ata kuesioner, wawancara atau interview, observasi atau pengamatan dan dokumentasi.
Salah satu langkah utama dalam penyusunan instrument adalah dengan melakukan uji coba perangkat instrument. Dan syarat utama suatu instrument penelitian adalah validitas dan reliabilitas.



























DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011).
Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000).
           Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002).
Hajar, Ibnu, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996).
S, Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997).
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta Bandung, 2014).
Syaodih, Nana, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009).




[1] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000).
[2] Ibnu Hajar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996).

[3] Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Alfabeta Bandung, 2014), hlm.222.
[4] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm 129.
[5] Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm 220.
[6] Margono,S, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997).
[7] Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm . 245-248.

No comments:

Post a Comment