Pages

Thursday, July 12, 2018

Metode Observasi

ObservasiDalam melakukan penelitian, observasi adalah salah satu cara untuk memperoleh data
dengan akurat. Secara umum, observasi diartikan dengan pengamatan atau penglihatan.
Adapun secara khusus, observasi dimaknai dengan mengamati dalam rangka memahami,
mencari jawaban, serta mencari bukti terhadap fenomena sosial tanpa mempengaruhi
fenomena yang diobservasi
8 Observasi adalah mengumpulkan data langsung dari lapangan.
Data yang diobservasi bisa berupa gambaran tentang sikap perilaku, serta tindakan
keseluruhan interaksi antar manusia Data observasi bisa juga hanya terbatas pada interaksi
antar masyarakat tertentu. Proses observasi dimulai dengan mengidentifikasi tempat yang
akan diteliti. Dilanjutkan dengan pemetaan, sehingga diperoleh gambaran umum tentang
sasaran penelitian. Kemudian menentukan siapa yang akan diobservasi, kapan, berapa lama
6 Heddy-Shri-Ahimsa-Putra, ―‗The Living Al-Qur‘an: Beberapa Perspektif Antropologi,‘ dalam Jurnal
Walisongo 20,‖ no. 1 (2013): 236–37.
7 Esack, ―The Qur‘an A Short Introduction,‖ no. 2 (n.d.).8 Muhammad Yusuf, ―Pendekatan Sosiologi dalam Penelitian Living Qur‘an, dalam Sahiron
Syamsuddin (ed.), Metode Penelitian Living Qur‘an dan Hadis,‖ 2007, 39.

dan bagaimana.9 Dalam ranah penelitian living Qur‘an ini, metode observasi memegang
peranan yang sangat penting, yang akan memberikan gambaran situasi riil yang ada di
lapangan.
WawancaraWawancara adalah cara pengumpulan data dengan jalan tanya jawab dengan pihak
terkait yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan peneliti. Metode
wawancara dalam penelitian living Qur‘an adalah suatu yang niscaya. Seorang peneliti tidak
akan mendapatkan data yang akurat dari sumber utamanya, jika dalam penelitian tentang
aktivitas yang berkaitan dengan fenomena living Qur‘an di suatu komunitas tertentu, tidak
melakukan wawancara dengan para presponden atau partisipan. Dalam penelitian living
Qur‘an yang bertujuan untuk mengetahui fenomena interaksi masyarakat dengan al-Qur‘an,
maka metode wawancara ini mutlak diperlukan.
Jika seorang penliti ingin melakukan penelitian tentang praktek pembacaan surat tertentu di
dalam al-Qur‘an, yang dilakukan suatu komunitas masyarakat tertentu, maka seorang peneliti
dalam melakukan wawancara dengan para responden dan partisipan yang terlibat langsung
dalam pelaksanaan ritual tersebut. Peneliti bisa menanyakan tentang apa latar belakang ritual
pembacaan surat tertentu dalam al-Qur‘an itu, apa motivasinya, kapan pelaksanaannya,
berapa kali dibaca, siapa pesertanya, bagaimana prosesi ritualnya, dari mana sumber dananya,
apa faktor pendukung dan penghambatnya, serta bagaimana pengaruhnya dalam kehidupan
sehari-hari dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang relevan dengan maksud dan tujuan
peneltian.
DokumentasiMetode dokumentasi merupakan suatu cara pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik
10Penelitian living Qur‘an tentang fenomena ritual keagamaan yang terjadi di masyarakat akan
semakin kuat jika disertai dengan dokumentasi. Dokumentasi yang dimaksud bisa berupa
dokumen yang tertulis, seperti agenda kegiatan, daftar hadir peserta, materi kegiatan, tempat
kegiatan dan sebagainya, bisa juga berupa dokumen yang tervisualisasikan, seperti foto
kegiatan atau rekaman dalam bentuk video, atau juga berupa audio. Dengan melihat dokumen
yang ada, maka peneliti bisa melihat perkembangan kegiatan tersebut dari waktu ke waktu,
sehingga dapat dianalisa bagaimana respon masyarakat dengan kegiatan ritual tersebut.
11Kajian living Qur‘an berusaha memotret fenomena sosial berupa prakatek keagamaan
dalam sebuah masyarakat yang didasarkan atas pemahamannya terhadap al-Qur‘an. Dengan
kata lain, praktek-praktek ritual keagamaan berupa pembacaan surat atau ayat tertentu,
misalnya, yang dilakukan oleh suatu masyarakat berdasarkan keyakinan mereka yang
bersumber dari hasil interaksi mereka dengan al-Qur‘an Karena yang dikaji dalam living
Qur‘an ini berupa fenomena sosial, maka model penelitian yang dipakai adalah model
penelitian sosial. Dalam hal ini, metode penelitian kualitatif lebih tepat digunakan dalam
kajian living Qur‘an ini. Untuk itu, maka langkah-langkah serta prosedur yang ditempuh
dalam penelitian ini merujuk pada langkah-langkah serta prosedur penelitian kualitatif
sebagai berikut:
(1)Lokasi, Peneliti menjelaskan lokasi penelitian, yaitu dengan menyebutkan tempat
penelitian, misalnya di sebuah desa, komunitas, kelompok, atau masyarakat tertentu.
Berikutnya, peneliti mengungkapkan alasan tentang adanya fenomena living Qur‘an,
misalnya seperti judul penelitian ini: ―Living Qur‘an di Pesantren: Studi tentang Tradisi
9 J.R Raco, ―Metode Penelitian Kualitatif: Jenis, Karakteristik dan Keunggulannya,‖ n.d., 112.10 Nana Syaodih Sukmadinata, ―Metode Penelitian Pendidikan,‖ 2007, 221.11 Ahmad Atabik, ―The Living Qur‘an: potret budaya tahfiz al-quran di nusantara‖ 8, no. 1 (2014).
Pembacaan Surat Al-Waqi‗ah di Pondok Pesantren As-Siraj Al-Hasan Desa Kalimukti Kec.
Pabedilan Kabupaten Cirebon.‖ Selanjutnya, peneliti mengemukakan kekhasan atau keunikan
lokasi penelitian tersebut, yang tidak dimiliki oleh lokasi lain berkaitan dengan tema yang
akan diteliti. Selanjutnya, peneliti mengemukakan kekhasan atau keunikan lokasi penelitian
tersebut, yang tidak dimiliki oleh lokasi lain berkaitan dengan tema yang akan diteliti
(2) Metode dan Pendekatan, Peneliti menjelaskan metode serta pendekatan yang digunakan
dalam penelitian yang akan dilakukannya. Dalam contoh kasus penelitian di atas, misalnya,
maka peneliti hendaknya mengungkapkan bahwa metode penelitian yang digunakan adalah
kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Metode kualitatif adalah metode
penelitian yang ditujukan untuk memahami fenomena sosial dari sudut atau perspektif
partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang diajak berwawancara, diobservasi, diminta
memberikan data, pendapat, pemikiran dan persepsinya. Sedangkan pendekatan deskriptif
adalah pendekatan penelitian yang bertujuan untuk mempelajarai secara intensif tentang latar
belakang keadaan sekarang, dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial: individu, lembaga,
kelompok atau masyarakat (3) Sumber Data, Sumber data yang dimaksud adalah subjek
darimana data diperoleh (4) Metode Pengumpulan Data, Untuk mendapatkan data-data yang
terkait dengan tema penelitian digunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu,
Observasi, Wawancara, Dokumentasi (5) Metode Analisis Data, Peneliti menjelaskan metode
analisis data yang digunakan dalam penelitian tertsebut. Dalam contoh kasus di atas, model
analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (interactive model of analysis)
yang meliputi tiga tahapan yaitu data reduction (reduksi data), data display (penyajian data),
dan conclusion drawing (penarikan kesimpulan). Reduksi data, yaitu proses pemilihan,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah atau
data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data, yaitu
penyusunan informasi yang kompleks ke dalam suatu bentuk yang sistematis, sehingga
menjadi lebih selektif dan sederhana serta memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan data dan pengambilan tindakan. Kesimpulan, yaitu merupakan tahap akhir dalam
proses analisa data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data yang
telah diperoleh dari observasi, interview, dan dokumentasi. Pada tahap ini peneliti melalukan
konseptualisasi atau generalisasi. (6) Validitas Data, Untuk mencapai data yang valid
(validitas data) dan juga kesimpulan yang valid, peneliti akan melakukan uji validitas dengan
data triangulation (triangulasi data), peneliti menggunakan beberapa sumber data untuk
mengumpulkan data yang sama. Dengan langkah-langkah di atas, peneliti living Qur‘an
diharapkan memperoleh deskripsi yang lengkap, mendalam, komprehensif, dan terperinci
tentang masalah yang diteliti, dan selanjutnya mendapatkan kesimpulan yang bersifat induktif
(empirical inductive)

No comments:

Post a Comment